SELAMAT DATANG

SEMOGA BERMANFAAT

Minggu, 24 April 2011

TEKNIK PEMASANGAN KEBEL UTP PADA KONEKTOR RJ_45 DALAM SUATU JARINGAN KOMPUTER


ALAT-ALAT YANG DI PERLUKAN
Add caption
Add caption

Add caption

Add caption


LANGKAH – LANGKAHNYA :

1. Kelupas bagian luar kabel UTP sepanjang kira-kira 2 cm dengan menggunakan pisau tang krimping sehingga nampak bagian dalam kabel yang berjumlah sebanyak 8 buah.

2. Urutkan dan rapikan kabel sesuai dengan
warna dibawah ini :
1. Hijau Putih
2. Hijau
3. Orange Putih
4. Biru
5. Biru Putih
6. Orange
7. Coklat Putih
8. Coklat

3. Potong rapi ujung kabel secara bersamaan sedemikian sehigga ujungnya berjajar dengan rata.

4. Masukkan ujung kabel UTP tadi ke dalam konektor RJ-45. Pastikan urutannya benar sesuai dengan jalur-jalur yang sudah disediakan di dalam konektor tadi.
Dan juga pastikan ujung masing-masing kabel sudah mentok di bagian dalam konektor RJ-45

5. Masukkan konektor RJ-45 yang sudah terpasangi kabel UTP tadi ke salah satu mulut tang crimping yang memiliki bentuk dan ukuran cocok dengan konektor RJ-45. Tekan bagian pangkal konektor dengan tang krimping. Penekanan ini akan membuat pin-pin yang ada di ujung konektor menancap di masing-masing kabel.

6. Uji dengan kabel tester. Colokkan salah satu ujung ke induk tester ( yg besar ) ke port Tx. Dan colokkan ujung lain ke anak tester (yg kecil) ke port Rx. Nyalakan kabel tester dengan menggeser saklar ke posisi auto.

7. di tester Induk :
Lampu indikator akan menyala secara berurutan dari lampu indikator 1 s/d 8 dan juga G ( ground)

Perhatikan di tester anak :
• jika lampu indikator juga menyala pada posisi lampu indikator induk menyala, maka kabel tersebut tidak ada masalah.
• Jika lampu indikator tester induk menyala pada nomor tertentu sedangkan lampu indikator pada tester anak pada nomor tersebut tidak menyala, berarti kabel dengan warna yang bersangkutan mengalami masalah.
• Jika lampu indikator tester induk menyala pada nomor tertentu sedangkan lampu indikator pada tester anak menyala pada nomor yang lain bearti urutan pemasangan yang tidak benar. (kecuali untuk jenis cross )

Masalah yang mungkin timbul :
• kabel putus di tengah
• kualitas konektor yg kurang baik
• cara pemasangan yang tidak baik, misal : ada ujung kanel yang tidak mentok di dalam konektor sehingga tidak tertancap oleh pin konektor.

SUSUNAN MEMASANG KABEL
Standar A :
Ujuang A Ujung B
1. Hijau Putih
2. Hijau
3. Orange Putih
4. Biru
5. Biru Putih
6. Orange
7. Coklat Putih
8. Coklat

1. Hijau Putih
2. Hijau
3. Orange Putih
4. Biru
5. Biru Putih
6. Orange
7. Coklat Putih
8. Coklat
 
Standar B :
Ujuang A Ujung B
1. Orange Putih
2. Orange
3. Hijau Putih
4. Biru
5. Biru Putih
6. Hijau
7. Coklat Putih
8. Coklat

1. Orange Putih
2. Orange
3. Hijau Putih
4. Biru
5. Biru Putih
6. Hijau
7. Coklat Putih
8. Coklat

Kamis, 21 April 2011

ANTENA OMNIDIRECTIONAL dan ANTENA DIRECTIONAL


Antena omnidirectional yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal ke segala arah dengan daya sama. Untuk menghasilkan cakupan area yang luas, gain dari antena omnidirectional harus memfokuskan dayanya secara horizontal (mendatar,dengan mengabaikan pola pemancaran ke atas dan ke bawah,sehingga antean dapat di letakan di tengah-tengah base station. Dengan demikian, keuntungannya dari antena jenis ini adalah dapat melayani jumlah pengguna yang lebih banyak. Namun kesulitannya adalah pada pengalokasian frequensi untuk setiap sel agar tidak terjadi interferensi. Antena jenis ini biasanya di gunakan pada lingkup yang mempunyai base station terbatas dan cenderung untuk posisi pelanggan yang melebar.
Antena ini mempunyai sudut pancaran yang besar (wide beamwidth) yaitu 3600; dengan daya lebih meluas, jarak yang lebih pendek tetapi dapat melayani area yang luas Omni antena tidak dianjurkan pemakaian-nya, karena sifatnya yang terlalu luas se-hingga ada kemungkinan mengumpulkan sinyal lain yang akan menyebabkan inter-ferensi. antena omnidirectional mengirim atau menerima sinyal radio dari semua arah secara sama, biasanya digunakan untuk koneksi multiple point atau hotspot.

Type Antena

1. Antena Omnidirectional






Sebuah antena Omnidirectional adalah antena daya sistem yang memancar secara seragam dalam satu pesawat dengan bentuk pola arahan dalam bidang tegak lurus. This pattern is often described as "donut shaped". Pola ini sering digambarkan sebagai "donat berbentuk". Antena Omnidirectional dapat digunakan untuk menghubungkan beberapa antena directional di outdoor point-to-multipoint komunikasi systems termasuk sambungan telepon selular dan siaran TV.
Antena omni mempunyai sifat umum radiasi atau pancaran sinyal 360-derajat yang tegak lurus ke atas. Omnidirectional antena secara normal mempunyai gain sekitar 3-12 dBi. Yang digunakan untuk hubungan Point-To-Multi-Point ( P2Mp) atau satu titik ke banyak titik di sekitar daerah pancaran. Yang baik bekerja dari jarak 1-5 km, akan menguntungkan jika client atau penerima menggunalan directional antenna atau antenna yang ter arah. Yang ditunjukkan di bawah adalah pola pancaran khas RFDG 140 omnidirectional antena. Radiasi yang horisontal dengan pancaran 360-derajat. Radiasi yang horisontal pada dasarnya E-Field yang berbeda dengan polarisasi yang vertikal adalah sangat membatasi potongan sinyal yang di pancarkan. Antena ini akan melayani atau hanya memberi pancaran sinyal pada sekelilingnya atau 360 derjat, sedangkan pada bagian atas antena tidak memiliki sinyal radiasi.

Pola radiasi dari antenna Omni




 Contoh antena omnidirectional adalah antena model groundplane.

1/4 Lambda antena 2.4Ghz WIFI

ini adalah antena termudah yg bisa dibuat dengan penguatan sekitar 3-4 dBi tergantung tuning dan nilai2 element yg ada.antenna ini dibuat dr kawat copper (tembaga) atau brass (kuningan) dan mempunyai sudut elevasi reflektor 30* dan mempunyai arah pancaran ke segala arah “omnidirectional” kira2 gambarnya seperti ini.
Part List-satu konektor tipe N female dgn 4 lobang sekitar,direkomendasikan mempunyai teflon insulasi diantara outer dan inner konektor. -20 cm tembaga atau kuningan berbentuk batang dgn diameter 2mm.
Konstruksi:
  1. dengan tang potong kawat yg dipakai menjadi 5 bagian masing2 4 cm panjangnya.
  2. dgn kikir sedang (permukaan kikir) ratakan ke 4 bagian yg berlubang pd konektor N tsb sehingga memudahkan kita menyolder bagian reflektor.
  3. dengan solder high power (yg mempunyai panas 80 watt minimal) solder ke empat batang kawat yg mau dipake di ke 4 sisi konektor tsb,hati2! panas yg cukup tinggi bisa melelehkan insulasi teflon yg ada di antara titik tengah konektor.(bagian yg berwarna putih susu).
  4. tekuk 0.5 cm pd ujung kawat (4 buah yg ditekuk) dgn sudut 90 derajat,hati2 dengan konstruksi yg sedikit rumit ini.
Sesudah terpasang di keempat sisi konektor N,mk anda bisa solder bagian “hot wire” yg berfungsi sbg antena yg sesungguhnya dgn hati2 dan tentu saja rapi bukan..?
kemudian rapikan jg ujung bagian bawah yg ada di bagian konektor N
kemudian dengan sebuah teknik “jembatan keledai” kita gambar sudut 30 derajat dan tempel pd dinding utk mengukur ketepatan sudut antena yg kita buat, kemudian potong dgn tepat 3.05 cm radial (reflektor= yg tertempel pd ke empat sudut konektor N) dan central wire (yg tersolder di tengah konektor) ini perlu kehati2an dan ketepatan tinggi sebab kita akan bekerja pd freq yg amat tinggi! mk semakin tinggi suatu freq,akan semakin kritis pula nilai2 yg ada pd pembuatan antena tsb.
TIPS:
Pembuatan ini di alokasikan pd channel 6 (2.44 Ghz) atau tepat pd titik tengah pd freq channel yg ada (13 channel).saran terbaik adl jangan memotong dulu bagian tengah sepanjang 3.0 cm,tp biarkan sepanjang apa adanya dan kurangi tiap 0.1 cm dan ukur besaran signal dgn memaki software semacam Netstumbler.ini disebut “tuning and matching” jd kepanjangan yg dikehendaki hendaklah fixed dgn channel AP or wlan yg akan anda tuju.anda bisa melihat tuning by cutting ini sukses bila besaran signal akan membesar pd titik potong yg dikehendaki. Semakin pendek panjang iner wire semakin tinggi channel yg bisa diakses (dlm hal optimum signal receive maupun transmit) dan semakin rendah chanel yg dipakai semakin panjang pula iner wire.
Perhitungan omni:
I.     Omni Directional Antenna
a. Rubber Ducky Antenna
Banyak ditemukan diperalatan 2.4GHz 802.11 wireless network, seperti access point dan router wireless. Penambahan gain rata-rata untuk antenna seperti ini sekitar 2-2.2dbi (www.martybugs.net)
Salah satu cara untuk menambahkan kekuatan daya dari wireless omni directional antenna / rubber ducky antenna ini adalah dengan menambahkan semacam parabola tepat di belakang antena, sehingga antena yang tadinya menyebar luas dapat diarahkan ke dalam salah satu area tertentu. Gain yang didapat sekitar 10 to 12 dB.
b. 360 Degree Omni
Gain yang didapat adalah 5-6 dbi.
ANTENA DIRECTIONAL
Antena directional,yaitu antena yang mempunyai pola pemancaran sinyal dengan satu arah tertentu. Antena ini idealnya digunakan sebagai penghubung antar gedung atau untuk daerah (konfigurasi Point to Point) yang mempunyai konfigurasi cakupan area yang kecil seperti pada lorong-lorong yang panjang.
Antena jenis ini merupakan jenis antena dengan narrow beamwidth, yaitu punya sudut pemancaran yang kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya jauh dan tidak bisa menjangkau area yang luas, antena directional mengirim dan menerima sinyal radio hanya pada satu arah, umumnya pada fokus yang sangat sempit, dan biasanya digunakan untuk koneksi point to point, atau multiple point, macam antena direktional seperti antena grid, dish "parabolic", yagi, dan antena sectoral.
Antenna Omnidirectional dapat memancarkan gelombang ke segala arah. Yang termasuk Antenna Directional adalah antena model Yagi seperti kebanyakan yang dipakai sebagai antena penerima siaran TV. Yagi, dengan log-periodik antena, dan sudut reflektor, yang sering digabungkan dan dijual sebagai hunian komersial antena TV. Seluler repeater sering memanfaatkan arah antena eksternal untuk memberikan sinyal yang jauh lebih besar daripada yang dapat diperoleh pada standar ponsel. Untuk panjang dan menengah panjang gelombang frekuensi, menara array digunakan dalam kebanyakan kasus sebagai antena directional.
 contoh antena yagi: 
contoh antena yagi:

KLASIFIKASI DAN PERBANDINGAN TEORI BELAJAR MENURUT PARA AHLI


Disini saya akan mengklasifikasikan teori belajar yang telah saya pelajari berdasarkan persamaanya kedalam beberapa kelas serta perbandingannya antara kelas satu dengan yang lainnya !!!!!
Awal semester 2 ini kita telah mempelajari teori belajar dari beberapa ahli di antaranya:
1.      TEORI BELAJAR EDWARD LEE THORNDIKE
2.      TEORI BELAJAR CLASSICAL CONDITIONING MENURUT IVAN PAVLOV
3.      TEORI BELAJAR BF SKINNER
4.      TEORI BELAJAR DAYA
5.      TEORI BELAJAR MEDAN
6.      TEORI BELAJAR GESTALT

LATAR BELAKANG !!!
Disini kita perlu menggaris bawahi bahwa semua teori belajar yang telah kita pelajari yaitu sama-sama menggunakan teori BEHAVIORISME (teori belajar tingkah laku) dimana teori ini telah berkembang pesat dan memberi banyak sumbangan terhadap para ahli psikologi yang awal mulanya dikembangkan  oleh psikolog Rusia Ivan Pavlav (tahun 1900-an) dengan teorinya yang dikenal dengan istilah pengkondisian klasik (classical conditioning) dan kemudian teori belajar ini dikembangkan oleh beberapa ahli psikologi yang lain seperti Edward Thorndike, B.F Skinner dan Gestalt. Dan di antara semuanya hanya Gestalt lah yang menggabungkan teori nya dengan teori medan dan daya.
Sebenarnya teori yang kita pelajari itu saling keterkaitan satu sama lain, namun disini saya akan mengklasifikasikan lagi kedalam beberapa kelas sehingga lebih spesifik berdasarkan persamaannya.


KLASIFIKASI
KELAS 1 (percobaan di lakukan terhadap hewan)
TEORI BELAJAR EDWARD LEE THORNDIKE, IVAN PAVLOV, BF SKINNER
Saya menggolongkan teori belajar ini menjadi satu kelas karena teori-teori belajar ini banyak mempunyai persamaan, daripada perbedaannya.
PERSAMAAN :
·         Percobaan di lakukan terhadap hewan.
·         Melakukan eksperimen.
·         Menggunakan ide pembentukan.
PERBEDAAN :
·         Bf Skinner menggunakan teori Operant Conditioning, dan Ivan Pavlov menggunakan teori Classical Conditioning sedangkan Edward Lee Thorndike menggunakan Hukum Efek (The Law of Effect).

KELAS 2 (percobaan di lakukan terhadap manusia)
TEORI BELAJAR GESTALT DENGAN TEORI DAYA DAN MEDAN
Saya menggolongkan teori belajar ini menjadi satu kelas karena teori-teori belajar ini banyak mempunyai persamaan, daripada perbedaannya.
PERSAMAAN :
·         Cara pendekatannya dari sisi psikologis serta menggunakan pengamatan dan pelatihan.
·         Menggunakan ide pembentukan.
·         Hasil persepsi terhadap obyeknya sama-sama meninggalkan jejak ingatan.
·         Dari perinsip belajarnya
1.    Manusia bereaksi dengan lingkunganya secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya.
2.    Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
3.    Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
4.    Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, belajar memecahkan masalah diperlukan suatu pengamatan secara cermat dan lengkap.
5.    Belajar harus dapat menimbulkan semangat dan motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan belajar.
6.    Belajar adalah proses terus menerus (kontinyu) maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.
·         Sama-sama menggunakan konsep menurut J. Dewey untuk dapat memecahkan masalah, ada 5 upaya pemecahannya yakni :
1.    Realisasi adanya masalah. Jadi harus memahami apa masalahnya dan juga harus dapat merumuskan
2.    Mengajukan hipotesa, sebagai suatu jalan yang mungkin memberi arah pemecahan masalah.
3.    Mengumpulkan data atau informasi, dengan bacaan atau sumber-sumber lain.
4.    Menilai dan mencoba usaha pembuktian hipotesa dengan keterangan-keterangan yang diperoleh.
5.    Mengambil kesimpulan, membuat laporan atau membuat sesuatu dengan hasil pemecahan soal itu.

PERBEDAAN :
·         Teori belajar Gestalt ini mewakili aliran-aliran yang bersifat molar dan Teori belajar Daya lebih ke pengamatan atau menganalisis dengan cara berpikir sedangkan Teori belajar Medan lebih mengutamakan pengalaman sebagai dasar belajar.
·         Teori-teori ini di kemukakan oleh ahli yang berbeda :
1.    Teori Daya di kemukakan oleh ARISTOTELES.
2.    Teori Medan di kemukakan oleh KURT LEWIN.
3.    Teori GESTALT di kemukakan oleh tiga orang (Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Kohler)

PERBANDINGAN ANTARA KELAS 1 DAN KELAS 2
TABEL 1.1 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN :
PERSAMAAN
NO
KELAS 1
KELAS 2
1
Menggunakan ide pembentukan
Menggunakan ide pembentukan
PERBEDAAN
1
Percobaan di lakukan terhadap hewan
Percobaan di lakukan terhadap manusia
2
Melakukan eksperimen
Melakukan pelatihan
3
Di kemukakan oleh Edward Lee Thorndike, Ivan Pavlov, Bf Skinner
Di kemukakan oleh Aristoteles, Kurt Lewin, Kurt Koffka, Max Wertheimer, And Wolfgang Kohler

TABEL 1.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN :
KELEBIHAN
KELAS 1
KELAS 2
Penelitian psikologi sosial dapat dilakukan dengan metode eksperimental dan dapat dilakukan dalam laboratorium.
A.Teori ini cenderung mengarahkan anak yang tidak kreatif dan tidak produktif.
B.Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shapping yaitu membawa anak menuju atau mencapai target tertentu.
KEKURANGAN
A. Tidak menyajikan teorinya secara sistematis.
B. Banyak konsep dan konstruk tidak didefinisikan secara jelas sehingga memberi arti yang kabur.
C. Teori ini terlalu bersibuk diri dengan aspek-aspek yang mendalam dari kepribadian sehingga agak mengabaikan tingkah laku motoris yang “overt” (nampak dari luar).
D. Penggunaan konsep-konsep topologi telah menyimpang dari arti sebenarnya (penyalahgunaan topologi).
A.Teori ini sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. B.Teori ini tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus dan respon ini dan tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan responnya.